Oleh : Yanda Mahyalil Aceh
Selaku orang yang peduli dengan agama dan syariat ini, kita perlu memperhatikan orang-orang yang ingin memisahkan agama dari politik. Baik sengaja ataupun tidak, mereka menyatakan dengan penuh pesona bahwa agama itu suci dan ulama itu mulia, sedang politik itu kotor, licik dan penuh intrik, karenanya jangan nodai agama dengan membawanya ke kancah politik, dan jangan nistakan ulama dengan menjerumuskannya ke pergulatan politik.
Mereka itu bisa dikategorikan masuk kedalam kelompok orientalis, liberalis, sekularis dan komunis adalah hasil buah pikiran dari Barat yang sengaja diciptakan dan dikembangkan kepada orang-orang islam untuk menghancurkan agama islam ini.
Hal tersebut terbukti seperti dahulu di abad 18 dikenal ada orientalis dari Belanda Mr Snouck Hugronye di Aceh dan juga ada dari Inggris Mr. Hempher di Arab. Bahkan di Dinasty Turki Usmani pun juga dikembangkan pahaman Barat tersebut yang mencuci otak muslimin.
Cara pencucian otak, salah satunya dengan menjauhkan umat dari agama dan ulamanya seingga Turki yang dikenal sebagai pusat islam, akhirnya menjadi sekuler. Sementara di Arab pun juga terjadi pencucian otak oleh orientalis Inggris sehingga di negeri Nejd, Arab, pun telah umat islam tidak lagi percaya kepada ulama bahkan ada di antara mereka sampai membunuh ulama karena disiasati oleh pemikiran orientalisme Barat.
Itulah sepintas efek buruk dari bahaya menjauhkan ulama dan agama (islam) dari dunia politik dan melarang ulama jadi pemimpin.
Dia beranggapan biarlah agama tetap dengan kesuciannya dan ulama tetap dengan kemuliaannya dalam lingkungan yang bersih dari permainan kotor politik seperti di Masjid, Mushalla, Pesantren, Madrasah, Majelis Ta'lim, Halaqah Dzikir, dan sebagainya.
Lalu dia menyitir beberapa ayat dan hadits tentang kesucian agama dan kemuliaan ulama, seperti Aali 'Imraan ayat 19, Al-Maaidah ayat 3, Faathir ayat 28 dan Al-Mujaadilah ayat 11.
Semuanya Kalimat Haq, tapi sayang disalah-gunakan untuk memisahkan agama dari politik dan menjauhkan ulama dari peran politiknya. Padahal Islam itu agama yang Syamil (lengkap) dan Kamil (Sempurna), yang telah meletakkan "dasar-dasar" ilmu hukum, sosial, politik, ekonomi, dan lain sebagainya.
Justru kotornya politik karena dijauhkan dari agama dan dimainkan oleh manusia-manusia busuk yang jauh dari agama, bahkan anti agama. Karenanya, untuk menciptakan politik yang bersih, maka menjadi keniscayaan harus didirikan atas dasar kesucian agama dan dijalankan oleh kemuliaan ulama.
Begitulah kira-kira anggapannya yang sangat bodoh dalam melihat agama dan penuh kelicikan, politik atas dasar agama mau dilenyapkan dan peran ulama mau disingkirkan, agar politik kotor dan politisi busuk mendapat keleluasaan dalam meraih kekuasaan, sehingga mereka bisa sewenang-wenang membuat aturan dan undang-undang sesuai hawa nafsunya. (aj)
- Turki dan Rusia Jadikan ISIS Musuh Bersama Bagi Umat Islam & Seluruh Umat Manusia
- Kejutkan Negara Sahabat & Barat, Erdogan Ternyata Bentuk Koalisi Baru, Turki-Iran-Rusia
- Pengumuman Pengajian Akbar Waled Nu di Mesjid Al Muttaqin, Peunayong, Banda Aceh