Tahe (Pakai Topi) ayah kandung Bripda Muhlis saat berada di kediamannya. (BONEPOS/JUL).
|
Bripda Muhlis (Foto : Hand Over). |
Raut wajah sedih nampak terlihat di muka pria 50 tahun itu dimana ketika sejumlah wartawan menyambangi rumahnya, di Desa Lappabosse, Kecamatan Kajuara, Kabupaten Bone, Jumat siang 19 Agustus 2016.
Dia masih seakan tidak percaya sosok Muhlis yang dikenalnya pendiam dan sabar serta tidak pernah terlibat permasalah di sekolah hingga menjadi Polisi itu telah membunuh seorang gadis dan membuangnya di kebun tebu yang tak jauh dari rumahnya.
"Sebagai orang tua saya hanya bisa pasrah. Karena saya heran sekali kalau dia pelakunya (Pembunuhan), dia sangat sabar dan pendiam, waktu sekolah saja tidak pernah membuat masalah," ungkap Tahe
Tahe menyebutkan, bahwa sebelumnya dia telah berencana untuk menikahkan Muhlis dengan seorang gadis di kampungnya. Namun Tuhan berkata lain, karena anaknya tersandung kasus hukum sehingga rencananya pun buyar seketika.
"Saya sudah lamarkan gadis disini namanya Ani (Suharniati-red), rencananya hari ini mau Mappenre Doi (kasi naik uang), bahkan waktu pernikahannya sudah ditetapkan bulan 9 (September) nanti," sebutnya.
Lebih jauh Tehe menuturkan, bahwa awal perkenalan Muhlis dengan gadis asal Desa Gona, Kajuara itu terjadi di Makassar, dimana pada saat itu Ani masih kuliah di Universitas Indonesia Timur (UIT) Makassar.
"Dia kenal di Makassar waktu Ani masih kuliah, tapi sekarang Ani sudah bekerja sebagai honorer di Rumah Sakit Sinjai," tutunya.
Seperti yang diketahui, Bripda Muhlis, menyerahkan diri ke Polisi setelah kurang dari 24 jam setelah jasad Harmawati ditemukan di sebuah kebun tebu milik warga di Dusun Tappareng, Desa Lappabosse, Kajuara, pada Senin malam 15 Agustus 2016.
PEWARTA : JULFIADI
EDITOR : RISWAN
COPYRIGHT © BONEPOS 2016