Belajar dari Pertemuan Komunitas se-Kota Bogor

Hari ini, seharian saya di balai kota Bogor. Berkumpul dengan ratusan orang dari beragam komunitas yang ada di kota hujan ini. 

Benar.

Tadi siang hingga petang, pemerintah kota Bogor memfasilitasi kami, pemuda dan pemudi yang bergerak di berbagai kegiatan positif untuk duduk bersama. Berbagi pengalaman, saling berkenalan, dan siapa tahu ada yang bisa diajak berkolaborasi menebarkan kebaikan di daerah sendiri. 

Disana, saya belajar banyak hal. Betapa semangat itu sangat diperlukan dalam berbuat sesuatu. Apalagi dalam komunitas. Yang mana, setiap aktivitasnya dilakukan atas dasar suka dan kesadaran. 

Anggota komunitas melakukan sesuatu bukan karena uang. Palagi ketenaran. Tapi karena hobi. Sehingga, ketika hal ini disadari dengan benar, maka seharusnya anggota komunitas bisa melakukan banyak hal dan perubahan. 

Akhirnya, akan menjadi aneh jika ada anggota komunitas yang kemudian malas-malasan dan tidak melakukan perubahan. 

Jangan-jangan, ketika dia masuk ke komunitas itu, bukan didasari karena hobi. Bukan karena passion, apalagi karena cinta. 

Duh..

Di pertemuan tadi, saya juga belajar bahwa banyak hal yang kita anggap sepele, ternyata bisa dilakukan bersama. Dan ketika sudah dilakukan bersama, maka peluang menjadi besar dan membudaya akan mudah saja. 

Misalnya, tadi, di pertemuan itu ada komunitas pungut sampah. Kegiatan mereka sederhana sekali     kelihatannya begitu, hanya mengambil sampah saat menemukannya di jalanan. Pungut dan simpan hingga menemukan tong sampah. 

See, sepele sekali, bukan?

Tapi toh, hal sedemikian ringan itu tidak bisa dilakukan oleh semua orang. 

Ada manusia yang sudah sekolah SD enam tahun, dilanjutkan SMP dan SMA masing-masing tiga tahun. Lalu kuliah S1, jika lancar ia akan menghabiskan waktu empat tahun. Jika dia meneruskan lagi ke jenjang yang lebih tinggi, maka akan memakan waktu dua tahun. 

Gelar doktor, ia bisa ambil dengan menambahkan bilangan empat sampai lima tahun. 

Hitung! Sudah berapa lama tuh manusia mengenyam pendidikan? 

Berpuluh-puluh tahun, cuy!

Tapi apa? Masih banyak loh orang-orang yang gelarnya berderet-deret hingga ke belakang, namun tidak bisa membuang sampah di tempat yang benar. 

Makanya ada komunitas itu: perkumpulan anak-anak muda yang peduli dan kemudian memunguti. 

Dari mereka saya belajar bahwa dalam hal kebaikan, tidak ada yang kecil dan sepele. Jika ia dilakukan terus-menerus dan tidak pernah berhenti, hasilnya pasti akan luar biasa sekali. 

Pun begitu dengan gerakan yang sedang saya bangun: One Day One Post, misalnya. 

Saya sadar sekali, kalau setiap anggotanya eling dan kemudian rajin menulis setiap hari, maka keuntungan juga buat mereka sendiri. Setiap hari menulis, sedikit demi sedikit, maka lambat laun, ia akan menjadi banyak sekali. 

Tidak berhenti sampai disitu, bahkan dengan menulis setiap hari itu, setiap anggota akan mengalami peningkatan kualitas yang luar biasa. 

Cuma ya itu tadi... Ternyata memang benar, menulis setiap hari itu tidak mudah. Butuh komitmen dan kerja keras yang benar-benar keras. 

Akhirnya, melalui tulisan ini, saya cuma ingin bilang: "Kalau sekarang kalian melihat ada sesuatu yang bisa dikerjakan dan itu baik, maka segeralah bertindak. Pelan-pelan dan konsisten. Karena boleh jadi, apa yang kalian mulai sekarang itu, akan memberikan dampak hebat buat kalian dan banyak orang."

Demikian.