Inilah Kesaksian Fotografer yang Mengabadikan Omran, Bocah Aleppo yang Mengguncang Dunia


[portalpiyungan.com] ALEPPO - Munculnya foto dan video evakuasi Omran Daqneesh, bocah Aleppo, telah memancing perhatian jutaan masyarakat dunia. Banyak yang bersimpati, tetapi ada pula yang menyebut foto itu palsu. Mahmoud Rislan, fotografer yang mengabadikan momen tersebut memberikan kesaksiannya.

Mahmoud Rislan berhasil merekam proses penyelamatan Omran dari reruntuhan gedung setelah serangan jet tempur di Aleppo, Suriah. Foto dan videonya kemudian tersebar dan mengundang perhatian dunia.

Berikut kesaksian Mahmoud Rislan terkait proses penyelamatan Omran yang dipublikasikan oleh The Syiria Campaign, Kamis (18/08).

“Aku berada hanya 300 meter dari lokasi ledakan. Lewat pukul 19.00 waktu setempat, setelah melakukan shalat kami mendengar suara dentuman. Aku pun bergegas (menuju lokasi) bersama tiga aktivis media lainnya.

Hal pertama yang mencuri pandaganku adalah tiga jenazah diatas tanah, yang sedang diangkut ke atas ambulans. Mereka adalah tetangga-tetangga keluarga Omran. Semua bangunan hancur, termasuk gedung setinggi enam lantai, kini hanya tinggal puing reruntuhan.

Kemuadian aku menoleh untuk melihat bangunan setengah hancur milik keluarga Omran. Para petugas evakuasi “The White Helmet” (petugas kemanusiaan helm putih) berusaha memanjat tangga dekat bangunan. Padahal tangga di rumah Omran itu telah rusak. Aku pun bergabung untuk ikut membantu.

Korban pertama yang berhasil diselamatkan adalah Omran. Aku pun bergegas mengambil kamera dan mulai merekam. Belakangan baru kuketahui bocah itu baru berusia empat tahun.


Sebenarnya, suasana terlalu gelap untuk merekam. Namun, aku berusaha membuntutinya dan terus merekam. White Helmet pun mengangkut bocah itu ke ambulans, lalu meletakkannya di atas kursi. Kameraku terus merekamnya. Hal itu kemudian membuatku sadar, bagaimana dalamnya rasa trauma yang dialami anak itu. Settingan kamera lalu ku ubah dari fitur video menjadi pengambil gambar.

Tak terasa perlahan-lahan air mataku menetes saat mengambil gambar. Itu bukanlah kali pertamanya aku menangis. Berkali-kali aku menangis saat merekam rasa trauma yang dialami anak-anak (Suriah). Aku selalu menangis. Kami sebagai pejuang kamera selalu menangis. Tadi malam semua orang turut menangis.


Omran yang hanya diam telah mengugah hatiku. Tidak sedikit pun tangisan keluar dari mulutnya. Dia tidak pula mengeluarkan sepatah kata pun. Keadaan shock masih menghantui dirinya.

Aku pun teringat dengan putriku yang baru berumur tujuh hari. Terbayang di benakku, kejadian ini bisa saja menimpa dirinya bahkan setiap anak yang hidup di Aleppo maupun di seluruh penjuru Suriah.

Kemudian evakuasi The White Helmet dilanjutkan untuk menyelamatkan anggota keluarga Omran. Kakak sulung Omran yang bernama Omar lantas memandangku dan mengatakan “tolong jangan direkam”. Aku pun menurukan kameraku dan membalasnya, "sungguh sayangku, aku tidak akan merekam".

Terima kasih wahai Rabb, semua anggota Omran dalam keadaan selamat. Ibunya mengalami cedera berat di kakinya. Ayahnya menderita cedera di kepalanya. Saudara perempuanya yang masih berusia 7 tahun telah melalui operasi bedah sore ini dan berjalan dengan lancar.

Hari ini, ketika aku bangun tidur. Kulihat, foto yang ku ambil tengah menjadi pembicaraan seluruh dunia.


Aku pun merenung dan berharap agar semua foto anak-anak dan serangan Suriah dapat menjadi viral di dunia, agar semua orang tahu apa yang sebenarnya terjadi disini. Sehingga memungkin Omran dan putriku Amal dapat hidup normal layaknya anak-anak di dunia."

Sumber: thesun.co.uk, Kiblat.net