Saat membuka-buka kitab "Sirah Amiril Mukminin Mu'awiyah Ibn Abi Sufyan" karya Dr. Ash-Shallabi, terbitan Daar Ibnil Jauzi, Mesir hlm. 166, ada sebuah konsep kepemimpinan yang hari ini banyak diaplikasikan dalam biokrasi pemerintahan maupun perusahaan-perusahaan bonafit.
Dan ternyata jauh sebelumnya konsep ini sudah digagas oleb beliau Mu'awiyah Radhiallahu Anhu. Dalam suratnya kepada wakilnya, Ziyad, ia berkata:
"أنه لا ينبغي أن يساس الناس سياسة واحدة باللين فيمرحوا، ولا بشدة فيحمل الناس على المهالك، ولكن كن أنت للشدة والفظاظة والغلظة، وأنا للين والألفة والرحمة، حتى إذا خاف خائف وجد بابا يدخل منه"
"Tidak patut memimpin rakyat dengan satu metode. Jika hanya dengan kelembutan, mereka akan menjadi lembek. Dan bila mereka dipimpin dengan kekerasan saja, mereka akan dibawa pada kebinasaan. Akan tetapi, biarlah engkau untuk bagian ketegasan, kekerasan, dan kekasaran, sedangkan aku bagian untuk kelembutan, kesantunan, dan kasih sayang. Yang demikian, agar saat seorang merasa takut, ia tetap menemukan pintu untuk masuk (solusi dan kebijaksanaan)."
Iya, biarkan seorang pemimpin tertinggi itu pada posisi mengayomi, mendengar, dan memberi solusi jalan keluar. Sedangkan untuk ketegasan diwakilkan kepada penanggungjawab masing-masing.
(Rappung Samuddin)