Pembunuh tokoh Islam di New York tertangkap

Oscar Morel (foto),
Seorang laki-laki asal Brooklyn, Oscar Morel, 35 tahun, mulai diadili menurut hukum AS pada Senin (15/8) dengan tuduhan pembunuhan tingkat dua setelah menembak mati imam Muslim dan asistennya akhir pekan lalu.

Selain kasus pembunuhan, Morel yang merupakan warga Brooklyn ini juga dituntut atas dua kasus kriminal kepemilikan senjata ilegal.

Morel segera melarikan diri setelah melakukan 'serangan pengecut' terhadap Imam Maulana Akonjee dan Thara Uddin, Muslim AS asal Bangladesh..

Polisi berhasil menangkap Morel pada hari Minggu malam waktu setempat, di lokasi yang berjarak sekitar 1 mil (1,6 km) dari TKP pembunuhan.

Menurut keterangan seorang pejabat polisi, di tempat tinggal Morel penyidik ​​telah menemukan apa yang diyakini sebagai senjata untuk membunuh dan pakaian yang cocok dengan pakaian pelaku penyerangan.

Pejabat itu juga mengatakan jika pistol ditemukan di balik dinding apartemen, yang terletak di Miller Street, New York timur. Senjata disembunyikan dalam sebuah rongga yang telah ditutup kembali.

Seperti dilansir Reuters, Akonjee dan asistennya Thara Uddin ditembak di kepala dari jarak dekat di Ozone Park, Queens, ketika sedang berjalan pulang usai menunaikan shalat di masjid Al-Furqan Jame.

Proses peradilan diumumkan beberapa jam setelah ratusan orang berkumpul di tempat upacara pemakaman Akonjee.

Dalam pemakaman itu, banyak orang menyerukan agar otoritas menyelidiki pembunuhan ini karena kejahatan berlandaskan kebencian terus merebak.

Mereka juga meminta pemerintah meningkatkan keamanan di masjid dan wilayah dimana banyak Muslim bermukim.

"Kami ingin keadilan. Kami ingin keadilan", ujar pendiri masjid Al-Furqan, Badrul Kahn, yang disambut teriakan serupa oleh para pelayat.

Menanggapi seruan dalam prosesi pemakaman itu, Walikota New York, Bill de Blasio, berjanji akan meningkatkan kehadiran polisi di daerah-daerah tersebut meskipun motif pembunuhan sebenarnya belum jelas.

Di Bangladesh, anak sulung Almarhum, Fayez Uddin Akonjee, 28 tahun, mengatakan dirinya merasa lega atas tertangkapnya pelaku serta berterima kasih kepada polisi.

Namun dalam sebuah wawancara yang dilakukan dalam bahasa Bengali itu, ia masih merasakan kemarahan yang dalam dan mempertanyakan motif pelaku.

"Kami ingin tahu sebagai pihak korban, mengapa dia membunuh ayah saya? Apa motif di balik pembunuhan ayah saya? Apakah dia disewa atau disuruh orang lain untuk membunuh ayah saya atau dia sendiri yang merencanakan dan membunuh ayah saya?", ujar Fayez. (New York Times/CNN Indonesia)