[portalpiyungan.com] Politikus Gerindra, Muhammad Syafi'i menyadari dirinya bakal dihujani kritikan dan sorotan usai menggemparkan sidang tahunan MPR, Selasa (16/8) kemarin.
Syafi'i adalah pembaca doa saat penutupan sidang usai pidato Presiden Joko Widodo. Doa yang dahsyat dan menggetarkan yang dibacakan dihadapan Presiden Jokowi itu beredar luas di kalangan netizen.
(Baca: Doa MENGGEMPARKAN Usai Pidato Presiden Jokowi: "Ya Allah, Jauhkan kami dari pemimpin khianat")
Dia menyadari kalau doanya akan mengundang reaksi dari banyak pihak, termasuk para relawan dan pendukung Presiden Jokowi. Bahkan ada media online pro-Jokowi yang membuat tulisan penuh tuduhan keji dengan judul 'Ketika Setan Pimpin Doa di Gedung MPR'.
"Saya sadar bahwa setiap tindakan ada risikonya," kata Syafi'i, seperti dikutip dari RMOL, Rabu (17/8).
Tokoh yang akrab disapa Romo Syafii ini menegaskan niatnya menyampaikan doa seperti itu semata-mata ingin memperbaiki kondisi Indonesia agar menjadi lebih baik lagi.
"Doa saya itu kan ditutup dengan kalimat kalau mau bertobat, ya bagus. Kalau tidak bertobat ya kita tetap sengsara Mas," ujarnya.
Syafi'i juga menegaskan latar belakang dari doanya tersebut sama sekali tidak didasari rasa kebencian atau pun motif dengki kepada pemerintah.
"Sama sekali tidak ada. Kita ingin adanya perbaikan terhadap nasib bangsa dan negara ini. Contohnya aparat saat ini berhadap-hadapan dengan rakyat padahal seharusnya mereka mengayomi rakyat," kata Anggota Dewan Penasehat DPP Gerindra ini.
Dia juga mengungkapkan kalau handphonenya menerima sedikitnya ratusan SMS yang mendukung materi doanya tersebut. "Ada 300 SMS yang masuk. Semuanya merespons positif. Dan telepon langsung ada 78 kali," tutur Anggota DPR-RI dari Partai Gerindra mewakili Dapil Sumatera Utara I ini.
(RMOL/JPNN)