Ribuan Orang Memperingati Misionaris MSC Pertama di Papua |
“Acara itu untuk meningkatkan iman mereka dan berbagi tanggung jawab orang-orang muda dalam membangun masyarakat,” kata Beatha Kandam, ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Merauke.
Acara, yang berakhir pada 14 Agustus itu, juga digunakan mempersiapkan OMK Papua untuk Indonesian Youth Day (IYD), yang akan diselenggarakan di Manado, Sulawesi Utara pada Oktober tahun ini.
OMK juga merefleksikan tema IYD mendatang, “OMK: Sukacita Injil di Tengah masyarakat Indonesia yang majemuk.”
Uskup Agung Merauke, Mgr Nicholaus Adi Saputra MSC mengatakan penyebaran agama Katolik di Papua bagian selatan mulai tahun 1905 ketika sekelompok misionaris tiba – Pastor Henri Nollen MSC, Pastor Philipus Braun MSC, Bruder Andrian van Roesel MSC dan Bruder Melchior Oomen MSC.
“Mereka membangun gereja pertama di Desa Wendu,” kata Uskup Agung Saputra pada pertemuan itu, seraya mendorong semua orang untuk terus mengembangkan semangat para misionaris pertama dan membangun kerjasama antara Gereja dan pemerintah.
Itu menjadi alasan lokasi gereja pertama di desa Wendu dipilih menjadi tuan rumah acara ini.
Pada acara tersebut keuskupan agung itu mendorong para peserta menjaga kehidupan spiritual mereka dan menghindari kejahatan, narkoba dan alkohol. “Mereka juga didorong mengambil bagian dalam pembangunan ekonomi,” kata Kandam.
Baca juga: (Tokoh Gereja Afrika akan Bawa Isu Papua ke AS)
Jack Renyaan, dari Paroki St. Theresa, mengatakan pertemuan itu menanamkan nilai-nilai positif, terutama meningkatkan semangat pelayanan kepada orang lain dan keterlibatan dalam pembangunan Gereja dan bangsa.
“Di sini, orang muda Katolik merenungkan dan belajar bahwa penginjilan pertama di Papua bagian selatan (mulai) sebuah peradaban baru,” kata Renyaan.
“Orang muda harus terus mengembangkan semangat kasih Allah,” lanjutnya, seraya menambahkan bahwa penting bagi OMK membangun persahabatan dan hidup dalam kerukunan.
“Di sini, orang muda Katolik merenungkan dan belajar bahwa penginjilan pertama di Papua bagian selatan (mulai) sebuah peradaban baru,” kata Renyaan.
“Orang muda harus terus mengembangkan semangat kasih Allah,” lanjutnya, seraya menambahkan bahwa penting bagi OMK membangun persahabatan dan hidup dalam kerukunan.
Sementara itu, Daniel Pauta, seorang pejabat pemerintah dari kabupaten Merauke, mengatakan bahwa pemerintah daerah menjadikan 14 Agustus hari libur umum tahun 2011 dan mendukung misi Gereja.
“Ini dinyatakan sebagai hari libur umum karena Merauke adalah pintu gerbang dari Hati Kudus Yesus di wilayah Papua bagian selatan,” katanya.
“Ini dinyatakan sebagai hari libur umum karena Merauke adalah pintu gerbang dari Hati Kudus Yesus di wilayah Papua bagian selatan,” katanya.
Copyright ©Ucanews
Tanggapan anda, Silahkan beri KOMENTAR di bawa postingan ini...!!!