Percaya atau tidak, media sosial sering kali menjadi penghambat produktifitas kita dalam menulis. Saya baru saja mengalaminya. Ketika anak saya baru beranjak tidur dan terlelap, saya langsung membuka laptop dan berniat hendak segera menulis.
Hanya saja, kita semua, sepertinya lumrah toh, ketika connect ke internet, maka sadar atau tidak, media sosial entah itu facebook atau twitter, ikut dibuka juga.
Saya baru saja melakukan hal demikian. Setelah membuka blogger, facebook pun ikut saya buka juga.
Niatnya sih pengen nulis di blog sesegera mungkin. Tapi ketika melihat banyak sekali notif di facebook, jemari saya, entah siapa yang menggerakkan, malah mengklik notif-notif itu dan memelototinya satu demi satu.
Satu menit berlalu tanpa terasa. Padahal, kalau satu menit itu saya gunakan maksimal untuk mengeluarkan apa saja yang ada di kepala dalam bentuk tulisan, saya bisa loh menghasilkan setengah halaman tulisan di A4 yah, walau tentu saja, tulisan itu hanya tulisan amburadul yang nggak tentu mana ujung dan pangkalnya sih.
Saya menghabiskan waktu hampir sepuluh menit di notification facebook. Mengklik beberapa dan penasaran.
Selesai dengan itu, bukannya langsung menulis, eh saya malah sibuk memandangi status teman-teman saya di beranda. Terus menekan kursor ke bawah, nggak jelas mau ngapain.
Padahal toh, ngeliat status mereka tidak memberikan dampak positif buat saya. Duh...
Ketika saya melongok ke bagian kanan bawah laptop saya, melihat jam disana dan sadar bahwa saya sudah menghabiskan waktu cukup lama di beranda media sosial, barulah saya berhenti. Saya langsung ke tab blogger yang sudah saya buka dan menuliskan postingan ini.
Harapan saya, jangan sampai kalian, orang-orang yang katanya ingin menjadi penulis, eh malah sibuk di media sosial kelamaan. Nulisnya kapan?
Bermedia sosial itu perlu, tapi jangan berlebihan. Secukupnya saja.