Acara pemakaman dibom, ratusan tewas

Serangan di acara pemakaman di ibukota Sana'a, Yaman (foto),
Pesawat-pesawat tempur koalisi pimpinan Saudi dituduh mengebom acara pemakaman di sebuah aula, di ibukota Yaman, Sana'a.

Hal itu diungkap oleh pemberontak Syi'ah Houthi yang menguasai kota, Sabtu (8/10). Tetapi pihak koalisi membantah terlibat serangan itu.

Lebih dari 140 pelayat dilaporkan tewas, kata pejabat kesehatan setempat yang dikutip PBB.

Jamie McGoldrick, seorang pejabat PBB yang menjalankan misi kemanusiaan, mengatakan lebih dari 525 orang lainnya terluka.

Sedangkan menurut Ghazi Ismail, menteri kesehatan versi Houthi, jumlah korban meninggal sebanyak 82 orang. Alasan perbedaan data jumlah korban masih belum jelas.

Ismail mengatakan, serangan udara terjadi di bagian selatan kota, di acara pelepasan jenazah menteri administrasi negara Houthi, Jalal al-Roweishan, yang meninggal di hari Jum'at.

Jumlah tewas ini merupakan salah satu yang terbesar dalam insiden tunggal sejak koalisi pimpinan Saudi memulai operasi militer pada Maret 2015.

"Agresi Saudi membuat kejahatan besar hari ini, dengan menyerang sebuah aula berkabung keluarga al-Roweishan, menargetkan warga di sana", kata Ismail dalam jumpa pers di Sana'a.

Dalam teguran kerasnya, Gedung Putih mengatakan akan mempertimbangkan pengurangan dukungan terhadap operasi militer Saudi di Yaman.

"Kerjasama keamanan AS dengan Arab Saudi bukanlah cek kosong... Kami telah memulai peninjauan terkait pengurangan dukungan kami kepada koalisi pimpinan Saudi dan akan menyesuaikannya sehingga lebih selaras dengan prinsip, nilai-nilai dan kepentingan AS, termasuk segera mencapai akhir konflik tragis Yaman", kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Ned Harga dalam sebuah pernyataan.

Sementara sumber dari pihak koalisi pimpinan Saudi membantah mereka terlibat insiden itu.

"Benar-benar tidak ada operasi yang berlangsung di sasaran tersebut", kata salah satu sumber.

"Koalisi menyadari laporan tersebut dan yakin ada sebab lain pengeboman yang harus dipertimbangkan. Koalisi sebelumnya telah mengindari acara itu dan tidak pernah menjadikannya target", lanjutnya. (Reuters)