ilustrasi bom |
Buron berinisial GW (48) itu ditangkap di Jalan Mayjen S Parman, tepatnya pukul 07.00 WIB, sebagaimana dilansir dari CNN Indonesia.
Hal ini dibenarkan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Agus Rianto. Menurutnya, proses penangkapan berlangsung lancar dan dilanjutkan dengan penggeledahan di kediaman tersangka.
"Setelah penangkapan, saudara GW diamankan oleh tim, lalu dibawa untuk dilakukan pengembangan", kata Agus.
Petugas menggeledah kediaman GW dengan didampingi ketua RT/RW setempat dan istri tersangka. Mereka menemukan sejumlah barang bukti,yang diduga sebagai bahan bom rakitan.
Barang-barang itu diantaranya adalah enam potong pipa berdiameter 30 sentimeter untuk wadah bahan peledak dan pipa berdiameter 15 sentimeter untuk detonator.
Selain itu, ditemukan juga kantong plastik berisi arang, buku panduan elektronik, kaleng berisi gula batu, baterai, korek api dan lima buah telepon seluler. Petugas juga menemukan sejumlah senjata tajam seperti parang, celurit, golok dan pisau.
Barang bukti lain terdiri atas buku-buku berbau radikal, panduan bertahan hidup, buku rekening, rompi pelindung, dan alat berlatih bela diri.
Jaringan Neo Jamaah Islamiyah mencuat ketika Siyono tewas dalam penanganan Densus 88 dan mengundang kemudian polemik.
Menurut polisi, kelompok ini lebih terstruktur dan berbahaya dibandingkan dengan sel ISIS yang beroperasi di Indonesia. Selain itu, mereka diduga mempunyai persenjataan lengkap dan berpotensi memberontak.
Kelompok ini berakar dari Jamaah Islamiyah, gerakan garis keras yang berpusat di Asia Tenggara dan diyakini bertanggungjawab atas sejumlah serangan teror di awal 2000-an.
Sejumlah tokohnya sudah ditangkap dan diadili. Saat ini, jaringan baru tersebut diduga dijalankan oleh sisa-sisa anggota yang sempat terpecah. (CNN Indonesia)