Blank Nulis

Jendela di new entri blog saya lama sudah dibuka dan saya kemudian seperti orang linglung. Nggak paham mau menulis apa. Nggak ngerti harus memulai darimana. Persis seperti orang udik yang dilepas di Jakarta   barangkali. 

Atau, malah lebih parah lagi. Seperti orang utan yang dilepas di Amerika. Kebingungan nggak tahu harus melakukan apa. Mau bergelantungan, tapi nggak ada pepohonan yang sering ia lihat di hutan luas nan belantara. 

Keadaan ini, blank, saya sampaikan ke grup WhatsApp One Day One Post dan kemudian malah diledekin, "Bang Syaiha bisa juga blank nulis ya?" 

Oh iya, tentu saja. Saya kan manusia. 

Blank ini juga sebenarnya sudah saya rasakan sejak beberapa hari lalu. Di rumah, ketika hendak tidur, saya buka laptop dan hendak menulis. Tapi karena lelah dan penat, saya tidak berhasil sama sekali menghasilkan tulisan. 

Dan pagi menjelang siang ini, saya paksakan saja deh menghasilkan sebuah postingan ini. Tujuannya apa? 

Pertama, sebagai pemancing agar tulisan berikut-berikutnya bisa berhasil dibuat kembali. Soalnya, kalau blank didiamkan terus, maka entah kapan akan bisa lagi menulis setiap hari, kan?

Blank, separah apapun harus dilawan. Jika ia adalah tembok besar, maka harus segera dihancurkan. Jika dia adalah jurang yang dalam, maka harus diciptakan jembatan yang menghubungkan agar kita bisa melangkah ke seberang. 

Kedua, saya harus memaksakan diri menulis walau sedang blank bertujuan agar saya terbiasa dan berdisiplin. Ini adalah proses mendidik diri sendiri agar menjadi lebih baik lagi ke depan. Blank boleh, tapi harus dipaksa dan dihilangkan. 

Itu aja sih alasannya. Nggak lebih. 

Dan Akhirnya, sampai pada titik ini, ternyata saya bisa juga menghasilkan sebuah postingan amat sederhana ini. Ada manfaatnya Alhamdulillah, nggak ada juga tidak mengapa. 

Demikian