Iran ingin perbaiki hubungan dengan Arab

Presiden Iran Hassan Rouhani dan Sultan Qaboos dari Oman (Reuters)
Presiden Iran Hassan Rouhani mengadakan kunjungan ke negara tetangga, yaitu Kuwait dan Oman pada Rabu (15/2). Ini adalah kunjungan pertamanya sejak menjabat 2013 lalu.

Menurutnya, Iran ingin hubungan yang lebih baik dengan negara-negara Arab Teluk.

Kantor berita Oman, ONA, melaporkan bahwa Penguasa Negara, Sultan Qaboos, menyambut baik Rouhani di Istana al-Alam, Muscat.

Menurut laporan itu, kedua pihak membahas peningkatan kerjasama bilateral. Oman pernah membantu menengahi pembicaraan rahasia AS-Iran pada 2013, yang melahirkan kesepakatan nuklir di Jenewa tahun 2015.

Qaboos juga menjadi kepala negara Arab pertama yang mengunjungi Iran saat Rouhani menjabat.

Pada 2013, kedua negara menandatangani kesepakatan memasok gas Iran ke Oman melalui pipa di bawah Teluk lewat kesepakatan senilai $ 60 miliar.

Setelah dari Oman, Rouhani akan mengunjungi Kuwait dan berdiskusi dengan emir Syeikh Sabah al-Ahmad al-Sabah, mengenai upaya meredakan ketegangan antara Teheran dan Riyadh.

Arab Saudi memutus hubungan diplomatik dengan Iran sejak Januari 2016, setelah pengunjuk rasa Iran membakar kedutaan Saudi di Teheran. Bahrain juga mengambil sikap anti Iran karena dianggap mengintervensi negara lain melalui penganut Syi'ah.

Sedangkan Kuwait, Qatar dan Uni Emirat Arab menarik utusannya di Iran untuk menunjukkan solidaritas kepada Riyadh.

Satu-satunya negara Teluk yang lunak pada Syi'ah Irah adalah Oman. Muscat hanya menyatakan penyesalan. Sehingga sempat mendapat kritikan Saudi.

Oman adalah negara dengan penduduknya didominasi aliran Ibhadiyah yang berakar dari sempalan kelompok Khawarij di masa Sahabat nabi. Penguasa Oman juga menganut aliran itu.

Sedangkan Iran merupakan negara teokrasi Syi'ah Imamiyah (Rafidhah). (Reuters/rslh)

Related Posts :