Presiden ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono |
Antasari mengaku didatangi Bos MNC Group, Hary Tanoesoedibjo, Maret 2009. Menurutnya, Harry Tanoe membawa misi SBY untuk meminta KPK agar tidak menahan Aulia Pohan.
Dalam konferensi persnya, SBY menuding ada misi khusus yang menyerang ia dan keluarganya dengan target agar Agus-Sylvi kalah.
"Tampaknya grasi presiden Jokowi ada muatan politiknya. sepertinya ada misi untuk menyerang saya, juga keluarga saya", ujar SBY saat jumpa pers di Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (14/2).
SBY mengatakan, serangan yang diluncurkan satu hari jelang pencoblosan sulit jika tidak dikaitkan dengan Pilkada DKI Jakarta.
"Serangan ini diluncurkan dan dilancarkan satu hari sebelum pemungutan suara atau coblosan Pilkada Jakarta. Sulit untuk tidak mengatakan bahwa serangan, fitnah, dan pembunuhan karakter ini terkait langsung Pilkada Jakarta yang dilangsungkan besok hari... Sasarannya Agus-Sylvi kalah", ujarnya.
Ia mengkritik pernyataan Antasari yang menempatkan diri sebagai korban, sementara SBY dituding sebagai inisiator "rekayasa" kasus hukum yang menjerat Antasari.
"Tuduhan itu tidak benar.. Tanpa dasar... Tidak ada niat, tidak ada pikiran dan tindakan pula, saya untuk melakukan tindakan yang seolah-olah mengorbankan Antasari", kata SBY.
SBY meminta para penegak hukum yang mengurus kasus Antasari agar membuka segamblang-gamblangnya masalah itu.
Di bagian akhir konferensi persnya, SBY mengingatkan agar penguasa berhati-hati dalam menggunakan kekuasaan. Ia percaya, kicauan Antasari tidak mungkin bisa terjadi jika tak ada restu dari kekuasaan.
"Para penguasa hati-hatilah dalam menggunakan kekuasaan, jangan bermain api, terbakar nanti", kata SBY.
"Takutlah pada Allah.. Karena kalau para penguasa sewenang-wenang menggunakan kekuasaan, keadilan Allah akan datang", SBY mengingatkan.
SBY juga mengajak rakyat Indonesia agar berdoa kepada Allah agar negara Indonesia diselamatkan. (Vivanews/Inews/rslh)
Video konferensi pers SBY bisa dilihat di: