Ilustrasi personel TNI (foto: Okzone) |
Menurut Komandan Koramil 0824/23 Wuluhan Kapten Arm Pujianto, TNI bersama anggota Polsek Wuluhan menggerebek dan membongkar gubuk-gubuk padepokan.
"Masyarakat resah terhadap kelompok yang diduga mengajarkan aliran sesat itu, sehingga warga melaporkan kepada kami dan ditindaklanjuti dengan datang bersama polisi ke lokasi tersebut", katanya, Rabu (15/5).
Ajaran sesat yang ingin dikembangkan oleh sekelompok orang itu sudah meresahkan masyarakat setempat, sedangkan lahan yang dipakai mereka berada di kawasan Perhutani Jember.
"Di lokasi itu ada enam gubuk yang disinyalir sebagai tempat mengajarkan aliran sesat itu dan beberapa orang yang berada di padepokan tersebut sudah diamankan yakni berinisial SP (39) warga Desa Tamansari-Kecamatan Wuluhan, SD (45), ST (29), IW (18), ST (55) dan SM (70) asal Kabupaten Blitar yang diduga sebagai ketua padepokan tersebut", tuturnya.
Ia menjelaskan, kasus ini akan ditangani Polsek Wuluhan karena tugas anggota TNI hanya memberikan jaminan kepada masyarakat agar di sekitarnya tidak ada hal-hal yang meresahkan.
"Apabila menyangkut permasalahan hukum, tentunya akan diserahkan kepada polisi untuk penanganan kasus hukumnya", jelas Pujianto.
Kapolsek Wuluhan AKP Zaenuri mengatakan, gubuk-gubuk akhirnya dibongkar masyarakat bersama anggota TNI-Polri.
Kelompok yang tinggal di padepokan itu kemudian diamankan untuk diminta keterangannya di Polsek Wuluhan.
"Beberapa barang bukti yang juga diamankan yakni tiga buah clurit, cangkul, kabel panjang dan bak mandi sebanyak 2 buah", kata Zaenuri.
Polisi akan meminta keterangan enam orang yang diamankan dari gubuk-gubuk yang jadi sarang aliran sesat.
"Kita tutup dan bongkar gubuk-gubuk padepokan itu karena keberadaan mereka sangat meresahkan warga di Desa Taman Sari, Kecamatan Wuluhan", ujarnya.
Menurut SP, yang juga pemilik Pondok mengatakan, padepokan mereka mempelajari ilmu kejawen dan melestarikan budaya Jawa, juga untuk memahami hubungan manusia dengan alam.
“Kami mendirikan padepokan bukan ada unsur politik atau agama, tapi hanya untuk mempelajari ilmu kejawen. Bahkan padepokan kami bertujuan bagus untuk mempersatukan persatuan bangsa”, ujar SP saat diperiksa di Mapolsek Wuluhan. (Antaranews/Suarajatim)