Data simulasi dari detektor partikel Large Hadron Collider yang menunjukkan produksi Higgs boson dari tabrakan dua proton |
Memang sulit menghubungkan antara sains dan agama, karena agama menggunakan bahasa wahyu yang digunakan di semua zaman oleh pemeluknya.
Sementara sains merinci proses yang terjadi dengan kemungkinan kebenaran bertingkat, sesuai teori yang ditemukan dan fakta pendukung.
Dalam kehancuran kiamat, langit akan digulung oleh Allah.
Ternyata, di mata ilmuwan sekuler, konsep kehancuran alam semesta secara instan dan total sudah diprediksi kemungkinannya, tapi bukan prediksi kapannya.
Beberapa fisikawan ternama seperti Stephen Hawking yang Atheis, percaya kehancuran semesta bisa dimulai oleh suatu partikel bernama Higgs Boson.
Materi Higgs Boson, atau yang juga dijuluki sebagai "Partikel Tuhan", merupakan pengembangan dari teori fisikawan bernama Peter Higgs, sekitar 50 tahun silam.
Materi ini awalnya belum dipastikan. Indikasi keberadaannya ini hanya muncul secara teoritis dari Model Standar Fisika Partikel.
Namun, para ilmuwan Organisasi Riset Nuklir Eropa (CERN) pada 2012 lalu berhasil menemukan partikel yang mirip Higgs Boson atau kandidatnya, berdasarkan hasil percobaan dengan menabrakkan dua proton berkecepatan mendekati cahaya.
Boson adalah sebutan bagi partikel-partikel yang cenderung menggerombol dengan partikel sejenisnya.
Sedangkan Higgs Boson adalah Boson yang juga bisa berinteraksi dengan partikel-partikel lain dan menyebabkan partikel itu memiliki massa.
Inilah alasan ia dijuluki "partikel Tuhan", karena berperan dalam pembentukan alam semesta.
Perlu diketahui, dalam pembentukan alam semesta (proses kosmologi), gaya gravitasi merupakan gaya yang berperan paling penting dalam skala kosmik.
Gravitasi terjadi dengan syarat partikel memiliki massa. Menurut Relativitas Umum Einstein, gravitasi berasal dari massa yang "melengkungkan" ruang-waktu.
Namun, menurut Hawking, pada level energi tertinggi, partikel Higgs bisa menjadi tak stabil sehingga mengakibatkan malapetaka besar. Takkan ada lagi ruang dan waktu, karena dimensi fisik ini akan runtuh.
"Higgs berpotensi merubah masa depan dunia karena mungkin menjadi tidak stabil pada energi di atas 100 miliar giga-elektron-volts (GeV)", tutur Hawking dalam buku astronomi Starmus.
Dalam kondisi tersebut, akan terjadi fluktuasi kuantum yang menciptakan gelembung vakum di alam semesta.
Karena energinya rendah, gelembung akan mengembang dengan kecepatan cahaya dan menyapu semua yang ada di hadapannya.
"... dan ini berarti kehancuran dunia. Itu bisa datang kapan saja tanpa kita menyadarinya", menurut Hawking.
Bahkan, jika medan Higgs di dalam gelembung sedikit lebih kuat dari sekarang, ia bisa mengecilkan atom, menghancurkan inti atom, sehingga hidrogen menjadi satu-satunya unsur yang bertahan di alam semesta, menurut Gian Giudice, fisikawan teoritis di laboratorium CERN, berbicara pada 2013 lalu.
Tapi, para ilmuwan menegaskan, keberadaan Higgs Boson dalam skala tertentu tidak dapat menghancurkan semesta.
Sumber dari : LiveScience, Sains Kompas, Liputan6