Issa Qaraqe, Kepala Urusan Tahanan untuk Otoritas Palestina (CNN) |
Palestina juga mengancam akan melakukan perlawanan jika ada tahanan mereka yang tewas akibat kelaparan.
Setidaknya 1500 tahanan Palestina di Israel melakukan aksi mogok makan sejak Senin (17/4). Aksi tersebut dipimpin oleh Marwan Barghouti, tokoh populer yang juga menjadi narapidana di Israel.
Dia menjalani lima hukuman seumur hidup atas perannya dalam ‘intifada’ kedua atau pemberontakan di Palestina.
Para tahanan melakukan protes untuk meminta fasilitas dan perawatan yang lebih baik serta akses komunikasi. Mereka menyebut otoritas Israel kerap melakukan tindakan sewenang-wenang.
Lebih dari 6500 warga negara Palestina menjadi tahanan di Israel karena dugaan pelanggaran dan tindak pidana. Sekitar 500 orang merupakan tahanan administratif yang memperkenankan hukuman penjara tanpa dakwaan.
Issa Qaraqe, Kepala Urusan Tahanan untuk Otoritas Palestina menyebut aksi mogok makan itu terkait dengan upaya negosiasi dengan pemerintah Israel.
“Jika permintaan mereka tidak dipenuhi, akan lebih banyak lagi tahanan yang bergabung dengan aksi tersebut,” ujar Qaraqe.
“Kami sudah meminta komunitas internasional dan PBB untuk segera melakukan intervensi.”
Jika ada tahanan yang tewas, Qaraqe melanjutkan, “Itu bisa mengarah pada pemberontakan baru.”
Pemerintah Israel telah bersumpah menolak negoisasi terkait aksi mogok makan. Menteri Keamanan Publik Israel Gilad Erdan menyebut para tahanan sebagai ‘teroris dan pembunuh’.
Sementara Menteri Kehakiman Israel Ayelet Shaked menyebut otoritas “tidak akan ragu mengimplementasikan hukum yang memperbolehkan petugas memberi makan tahanan secara paksa.”
Hukum kontroversial itu diloloskan pada 2015 akibat banyaknya aksi mogok makan yang mengancam nyawa.
Qaraqe menuduh pejabat Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, ‘menghasut’ tahanan. Sementara Shawan Jabarin dari kelompok hak asasi Palestina Al-Haq menyerukan hukum makan paksa "sama saja dengan penyiksaan."
Selain itu, Palestina menyebut setidaknya 850 ribu warganya telah dipenjarakan oleh Israel sejak 50 tahun lalu. (CNN Indonesia)