Hutan Belantara Pernikahan

Quote Bang Syaiha,
Quote Bang Syaiha 

Dulu sekali, ada seorang kawan yang bilang ke saya, begini, "Menikah itu, Syaiha," katanya, "adalah seperti kita memasuki hutan yang lebat. Di dalamnya penuh semak, gelap, lembab, dan kita tidak tahu apa yang ada di depan sana. Barangkali ada jurang, ada binatang buas, atau apa saja. Kita menikah saja, yakin kita bisa menghadapi semuanya." 

"Tapi ternyata tidak," ia melanjutkan, "tidak semua pasangan suami istri berhasil melewati setiap rintangan dan hambatan yang ada di depan. Buktinya, banyak sekali kan, pasangan yang kandas, memilih bercerai setelah merasa tidak menemukan kecocokan lagi. Padahal, mereka yang memutuskan berpisah itu, boleh jadi, dulu, pacarannya bertahun-tahun. Jadi pacaran lama bukan jaminan kehidupan berumah tangga akan bahagia selamanya." 

"Lalu, apa yang harus kita persiapkan untuk masuk ke hutan belantara bernama rumah tangga ini, mbak?" 

...benar! Dia yang menasihati saya itu adalah seorang perempuan. Sudah menikah, memiliki dua anak. Ia tentu saja lebih dewasa dari saya dan lebih paham akan urusan berkeluarga. 

Dia menjawab pertanyaan saya di atas, "Yang harus kita persiapkan adalah perbekalan, Syaiha. Utamanya adalah bekal kesabaran. Mengapa? Karena setelah menikah nanti, banyak sekali hal-hal, yang boleh jadi, tidak sesuai seperti apa yang kita bayangkan di awal. Pasangan kita adalah manusia, pasti ada salahnya, sering khilaf, dan kadang lupa. Maka kita harus sabar menghadapinya. Sabar menerimanya, lalu sabar juga meluruskan dan memperbaikinya."

"Setelah sabar, level berikutnya, bekal yang harus juga disiapkan adalah kemampuan bersyukur pada setiap yang kita hadapi. Memiliki rasa syukur yang hebat, akan membuat kamu setia pada pasanganmu. Nggak ngelirik-lirik yang lain." 

"Dua itu saja minimal, jika kamu memilikinya, maka kamu sudah siap dan layak untuk memasuki hutan belantara bernama rumah tangga. Selamat mencoba."