Kita barangkali pernah menjumpai orang yang berdoa dengan teks-teks tertentu, ia memanjatkan doanya ketika masalah menghampiri, ia terjepit. Ia lafadzkan tuh doa dengan ketundukan hati yang dalam, bertepatan juga dengan waktu-waktu yang mustajab, juga disertai dengan kebaikan-kebaikan yang senantiasa ia lakukan.
Karena kesemuanya itu, Allah kemudian mengabulkan doanya. Mudah sekali.
Melihat hal demikian, kadang ada orang yang keliru melihat keadaan. Dikiranya doa orang di atas terkabul karena teks yang ia gunakan mujarab. Maka dimintalah teks doa itu dan dipanjatkan juga kepada Allah. Pagi, siang, sore, dan malam, tidak henti-hentinya orang kedua ini memohon kepada Allah.
Tapi apa yang terjadi? Allah tidak juga mengabulkan doanya. Mengapa? Yah, boleh jadi karena, ketika ia memanjatkan doa itu, kondisi pikiran dan hatinya tidak seperti orang pertama. Orang yang pertama, ketika meminta kepada Allah, ia benar-benar bahwa hanya Allah lah yang mampu menyelesaikan masalahnya, Allah lah satu-satunya jalan keluar yang bisa mengangkat beban hidupnya. Dan lagi, si orang pertama juga melantunkan doanya dengan ketundukan hati, bertepatan dengan waktu yang baik, juga senantiasa mengiringi doa itu dengan amal shalih.
Maka tidak ada alasan toh Allah tidak mengabulkan doa yang demikian?
Sedangkan orang kedua, ia hanya berpedoman pada teks doanya saja. Di dalam hatinya mungkin berujar, "Tuh orang pertama berdoa dengan doa ini, dikabulkan. Aku pasti juga bakal dimudahkan Allah karena teks doa yang dia pakai."
Padahal tidak sesimpel itu. Rahasia terpenting terkabulnya sebuah doa bukan pada teks yang digunakan. Tapi justru pada kondisi orang yang memanjatkannya.
Kasus yang lain....
Barangkali dulu ada orang yang benar-benar berada dalam kesulitan, mendapatkan masalah besar sehingga hidupnya menjadi tidak tentram. Ia sudah mencari solusi kesana-kemari, tapi tak kunjung mendapatkan jalan keluar juga. Orang ini, kemudian berdoa di kuburan. Benar-benar mengharap kepada Allah agar masalah yang dihadapinya bisa terangkat. Atau paling banter, berkurang sedikit saja deh.
Doa itu kemudian dikabulkan Allah.
Nah, orang-orang yang bodoh, kemudian menyangka bahwa terkabulnya sebuah doa adalah terletak pada kuburan. Maka berbondong-bondonglah orang berdoa ke kuburan. Lebih parah lagi jika sambil membawa sesajen-sesajen yang entah dimaksudkan untuk siapa?
Orang-orang yang bodoh itu tidak menyadari, bahwa rahasia terkabulnya sebuah doa adalah terletak pada kondisi pemohonnya yang benar-benar terjepit dan hanya mengharapkan bantuan Allah saja.
Jika mereka tahu bahwa rahasianya disitu, pasti jauh lebih baik jika doanya dilalntunkan di dalam masjid, di atas sajadah masing-masing, ketika selesai melaksanakan Shalat.
Demikian.