Fahri Hamzah dan Brand Kontroversial



Menjaga karakter sekaligus surival di tengah brand personal yang kontroversial tidaklah mudah. Butuh daya tahan yang kokoh karena tekanannya jauh lebih berat.

Seperti yang saya tulis berulangkali bahwa personal branding bukanlah merekayasa kepribadian seseorang, melainkan sebuah proses optimalisasi keunikan yang seseorang miliki.

Itu makanya sejak awal saya tidak pernah memberikan stigma buruk terkait lifestyle Fahri Hamzah, politisi yang memiliki karakter unik di komunitasnya yaitu Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Saya tidak akan masuk pada area apakah karakter Fahri itu tidak elok di mata sebagian elit dan kader PKS, tapi saya akan bicara dalam konteks personal branding.

Disadari atau tidak, Fahri Hamzah sesungguhnya salah satu politisi yang sukses melakukan personal branding. Tak hanya itu, ia juga berhasil membangun loyalitas dikalangan pendukungnya. Menurut saya ini sebuah proses luar biasa di tengah krisis kepercayaan terhadap anggota parlemen.

Kuatnya personal brand Fahri Hamzah tidaklah dibangun dalam waktu sesaat atau tanpa pertaurahan dan kerja keras, apalagi brand personality Fahri tergolong "keras" melawan arus dari tradisi PKS.

Tak hanya dari internal, personal brand Fahri juga mendapat tekanan dari luar PKS. Dan disinilah sebenarnya kekokohan personal brand seseorang diuji, karena pada hakikatnya branding adalah sebuah proses. Jadi yang namanya proses pasti ada dinamika selama proses branding berlangsung.

Para pakar personal branding mengatakan bahwa sesungguhnya aset paling berharga adalah personality seseorang itu sendiri, artinya bahwa diri seseorang adalah brand maka jagalah brand yang melekat pada Anda dengan baik.

Terlepas dari kontroversinya, Fahri Hamzah tergolong politisi yang sadar bahwa dirinya adalah aset berharga yang ia miliki. Tidak heran kalau dia berusaha keras menjaga brand personalitynya yang bernyali, apa adanya, tahan nyinyiran.




Related Posts :