Kisah Rasulullah dan Umat Islam Diembargo




Segala cara telah dilakukan oleh musuh - musuh Islam untuk membunuh Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya, mulai dari cara halus, keras termasuk aksi boikot terhadap Nabi Muhammad dan umat Islam. Aksi boikot yang dilakukan orang kafi terhadap umat Islam adalah terkejam sepanjang sejarah manusia.

Sebab boikot yang dilakukan oleh orang kafir tidak hanya sebatas embargo ekonomi, melainkan embargo sosial. Bukan hanya dilarang melakukan transaksi ekonomi atau jual beli, tetapi mereka juga melakukan embargo sosial dengan menutuk semua akses kemanusiaan mulai dilarang bersosial, bergaul termasuk dilarangnya umat Islam dengan Suku Quraisy.

Dokumen aksi embargo Quraisy termaktub di dalam sebuah shaifah (lembaran) yang berisi perjanjian dan sumpah yang digantungkan di dinding Ka'bah. "Bahwa mereka selamanya tidak akan menerima perdamaian dari Bani Hasyim (pengikut Nabi Muhammad) dan tidak akan berbelas kasihan terhadap mereka, kecuali bila mereka menyerahkan Nabi Muhammad SAW untuk dibunuh"

Itulah penggalan sumpah mereka terkait embargo yang dilakukan terhadap umat Islam. Selama tiga tahun lamanya embargi diberlakukan terhadap umat Islam. Kondisi umat Islam pun terjepit karena tidak ada supplai makanan dan minuman terhadap mereka selama tiga tahun.

Embargo ini membuat umat Islam kelaparan dan hidup dalam kesulitan. Siti Khadijah pun tak tinggal diam. Istri Nabi Muhammad SAW pun menguras seluruh hartanya agar umat Islam tidak mengalami kelaparan, namun ternyata tidak mencukupi untuk bertahan selama tiga tahun lamanya.

Penderitaan umat Islam itu digambarkan oleh Sa'ad bin Abi Waqqash  bahwa umat Islam sampai harus memakan kulit kayu dan dedaunan. Lalu apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW menghadapi situasi seperti itu.

Nabi Muhammad mengumpulkan seluruh umat Islam dalam satu tempat atau kawasan yaitu di Perkampungan Abu Thalib. Perlu diketahui, selama ini umat Islam tersebar di sejumlah titik sehingga ini semakin menyulitkan umat Islam karena tidak bisa saling membantu. Sebab mereka ditutup aksesnya oleh orang Quraisy.

Sampai suatu ketika Nabi Muhammad diberi tahu oleh Allah SWT bahwa dokumen embargo yang digantung di dinding Ka'bah telah dimakan rayap. "Allah telah mengutus rayap untuk memakan lembaran tersebut," kata Nabi Muhammad SAW yang kemudian disampaikan kepada orang Quraisy melalui Abu Thalib.

Tulisan dalam lembaran tersebut habis dimakan rayap dan hanya satu kata yang tersisa yaitu "Bismikallah" (Dengan NamaMu, Ya Allah). Sejak saat itu embargo tidak berlaku lagi dan umat Islam pun terbebas dari kesulitan akibat embargo tersebut.

Dirangkum Dari Buku
The Great Story Muhammad