RR sapaan Rizal Ramli menjelaskan, bahwa pemicu mengapa current account Indonesia selalu gagal surplus, karena dari pemerintah sendiri tidak pernah mencoba untuk melakukan upaya terobosan baru.
“Karena selama ini cara-cara yang diambil adalah cara-cara yang konvensional. Tidak ada terobosan dan cara yang efektif untuk mengurangi current account,” kata Rizal Ramli kepada NUSANTARANEWS.CO, saat ditemui usai menjadi pembicara di acara Diskusi Reboan yang digelar KB PII, di Kabayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (31/10).
Menurut Rizal Ramli setidaknya hanya ada dua tawaran kepada pemerintah, ihwal mengurangi defisit current account.
“Menurut saya hanya dua. Fokus dan lakukan pembatasan terhadap 10 komoditi impor yang paling besar, kalau perlu gunakan dumping anti tarif seperti baja tadi, yang sepuluh miliar dolar impornya bisa berkurang dari setengahnya. Dan pabrik baja Krakatau Steel dan lainnya bisa untung dan menciptakan lapangan kerja,” ujarnya.
Yang kedua, lanjut dia, mewajibkan pendapatan ekspor untuk disimpan di perbankan Indonesia sampai beberapa waktu tertentu. “Kecuali ada underline transaksi,” katanya.
Kalau itu terjadi, ia berpandangan maka cadangan devisa Indonesia akan meningkat. Sementara mengenai ekspornya masuk akan lebih tinggi.
“Maka current account kita akan membaik. Tapi kalau menggunakan cara-cara ala bank internasional yang selama ini dilakukan, mohon maaflah, kita akan bermasalah terus-menerus,” tandasnya.(nusantaranews/konrontasi)