Perdana Menteri terpilih, James Marape (sebelah kanan) bersama Peter O'Neill (sebelah kiri). (AFP) |
Pemilihan Marape pada Kamis (30/5) datang setelah berminggu-minggu kekacauan politik yang membuat pendahulunya, Peter O'Neill, mengundurkan diri. O' Neill telah kehilangan dukungan Parlemen setelah lebih dari tujuh tahun berkuasa.
"Anggota terhormat, saya sekarang menyatakan bahwa anggota untuk Tari Pori James Marape telah terpilih sebagai perdana menteri terpilih dari negara merdeka Papua Nugini," kata Ketua Parlemen Job Pomat, yang mengumumkan kemenangan 101-8 Marape.
Pomat kemudian menangguhkan parlemen agar Marape dapat dilantik oleh Gubernur Jenderal Bob Dadae. Para anggota parlemen mengerumuni perdana menteri baru untuk memberi selamat padanya.
Dalam satu posting Facebook pada Kamis pagi, Marape berjanji untuk menjadikan PNG sebagai "negara Kristen kulit hitam terkaya di dunia" dan menempatkan "kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi dan perusahaan".
Marape didukung oleh anggota pemerintah O'Neill tetapi tidak segera jelas apakah akan ada perubahan menteri. Pemilihan Marape kemungkinan akan menunjukkan kesinambungan di banyak bidang, tetapi itu bisa membawa perubahan pada kebijakan energi dan hubungan dengan negara tetangga Australia.
Marape mundur sebagai menteri keuangan pada bulan April, mempertanyakan kesepakatan gas dengan Total SA, perusahaan Prancis.
Ketidakstabilan politik bukan hal biasa di PNG yang dilanda kemiskinan, namun kaya sumber daya. Tetapi pembelotan Marape dari pemerintah menyulut keprihatinan yang berkembang atas tata kelola dan manfaat sumber daya yang tidak menjangkau kaum miskin.
Posted by: Admin
Copyright ©rnz.co.nz | Berita Satu "sumber"
Hubungi kami di E-Mail ✉: tabloid.wani@gmail.com