Kita dan Menjaga Bahtera


Kita dan Menjaga Bahtera

Oleh: Ust. Komiruddin Imron
(Ketua DSW PKS Lampung)

Anda sedang menaiki bahtera di tengah samudra. Tiba tiba anda melihat seseorang menyelinap diam diam melobangi bahtera itu?

Apa yang anda perbuat? Menegur langsung orang tersebut atau memberitahu nakhkoda atau diam.

Masing masing dari ketiga opsi itu ada konsekuensinya. Anda tegur langsung, kemungkinan dia marah dan memukul anda.

Anda lapor ke nakhkoda, belum tentu dia percaya dan bisa jadi hal itu dianggap fitnah.

Anda diam, berarti anda secara pelan pelan bunuh diri. Sebab bahtera cepat atau lambat pasti tenggelam.

Ada satu opsi lagi. Anda loncat dari bahtera itu pindah ke bahtera lainnya.

Semua opsi tersebut beresiko. Tapi pada saatnya, keputusan harus diambil.

Tentu sikap yang paling terhormat dan bermartabat adalah melarang orang yang akan membocorkan perahu itu.

Walau resikonya harus berdebat, adu mulut, bergulat bahkan mungkin terlempar ke laut.

Dan itulah sikap petarung.
Bagi petarung tantangan dapat menjadi peluang. Tak kan pernah mundur ke belakang.

Sebagai petarung tentu tahu bagaimana cara menyelamatkan dan cara mencari jalan untuk kembali bangkit setelah terlempar.

Dan si petarung sangat memahami bahwa itu adalah jalan selamat sebagaimana yang diajarkan baginda Rasulullah saw.

Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Perumpamaan orang yang mengingkari kemungkaran dan orang yang terjerumus dalam kemungkaran adalah bagaikan suatu kaum yang menempati sebuah kapal dengan berundi.

Nantinya ada sebagian berada di bagian atas dan sebagiannya lagi di bagian bawah kapal tersebut.

Yang berada di bagian bawah kala ingin mengambil air, tentu ia harus melewati orang-orang di atasnya.

Mereka berkata, “Andaikata kita membuat lubang saja sehingga tidak mengganggu orang yang berada di atas kita.”

Seandainya yang berada di bagian atas membiarkan orang-orang bawah menuruti kehendaknya, niscaya semuanya akan binasa.

Namun, jika orang bagian atas melarang orang bagian bawah berbuat demikian, niscaya mereka selamat dan selamat pula semua penumpang kapal itu.” (HR. Bukhari no. 2493)

Ya, Hidup ini ibarat menaiki bahtera yang besar. Masing masing harus menjaga agar bahtera sampai tujuan, Tidak ada yang boleh merusaknya.

Hanya saling menasihati dan saling mengingatkan dengan sabar yang dapat menyelamatkan bahtera itu hingga sampai ke tujuan.

(Natar, 23/8/2016)