Ilustrasi pesawat tempur koalisi Arab (foto), |
Menurut badan investigasi bentukan koalisi, penyerangan terjadi karena kesalahan informasi dari sumber intelijen militer Yaman, yang melapor bahwa pemimpin Houthi berada di area tersebut dalam keadaan bersenjata.
Juru bicara Joint Investigation and Assessment Team atau JIAT, Mansour al-Mansour mengatakan, penyelidikan dibentuk segera setelah pemboman di acara pemakaman. Pasukan koalisi juga ikut melakukan koordinasi penuh selama penyelidikan.
"JIAT telah memeriksa semua dokumen serta meneliti bukti-bukti terkait, termasuk aturan persyaratan dan keterangan dari semua pihak yang terkait kejadian, sehingga menyimpulkan bahwa salah satu pihak yang berafiliasi dengan pemerintahan Yaman telah salah memberikan informasi (yang menyebut) pemimpin Houthi akan muncul di Sana'a dalam keadaan bersenjata. Setelah lokasi ditentutan, tempat tersebut segera menjadi target serangan militer”, jelas Mansour.
Ia menambahkan, pusat operasi udara di Yaman melakukan serangan tanpa memperoleh persetujuan dari pihak koalisi pusat, ditambah tidak melalui tinjauan dan tindakan pencegahan agar memastikan lokasi sasaran tidak mengenai warga sipil.
"Oleh karena itu, sesuai dengan peraturan koalisi, JIAT menyimpulkan bahwa tindakan yang tepat (sanksi) harus diberikan kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut, dan ganti rugi akan ditawarkan bagi keluarga korban", katanya.
Mansour juga melanjutkan bahwa: "Pasukan koalisi harus segera meninjau aturan mengenai keterlibatan mereka dan memperbarui prosedur untuk memastikan agar insiden serupa tidak terulang di masa depan".
Ia menjelaskan, JIAT masih mengumpulkan dan menganalisis data yang terkait dengan kejadian itu, pengumuman tuntas segera dilakukan setelah penyelidikan selesai.
Pihak koalisi menerima hasi penyelidikan dari 'Tim Investigasi dan Tim Penilai' itu, serta mulai menjalankan rekomendasi JIAT dalam menangani kasus ini.
"Komando koalisi menyampaikan rasa penyesalan atas insiden tersebut dan rasa duka cita mendalam untuk keluarga korban. Insiden ini tidak sejalan dengan maksud koalisi, terutama soal perlindungan warga dan upaya mengembalikan keamanan maupun stabilitas Yaman", jelas koalisi, dikutip dari Reuters.
Serangan ini telah membunuh 140 orang dan melukai 500 lainnya, membuat kecaman internasional terhadap koalisi pimpinan Saudi. (Arabnews/Reuters)