BONEPOS, BONE - Patiroi Bin Padjalangi 59 tahun, warga asal Kelurahan Pompanua, Kecamatan Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan tercatat menjadi korban dalam musibah tenggelamnya kapal KLM Cahaya Putri di perairan Kembang Miati, Desa Komba-komba, Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Sabtu 19 November 2016 kemarin.
Saidah, istri korban menuturkan, bahwa Suaminya itu hendak pulang ke Bone untuk menghadiri acara talilan adiknya yang baru saja meninggal dunia di kampung halamannya di Pompanua, namun naas kapal yang ditumpanginya itu mengalami kebocoran dan akhirnya tenggelam.
"Saat suami saya mau ke bone untuk hadiri acara kakak perempuannya yang baru saja meninggal, saya lagi di kupang sehingga saya sangat merasa kehilangan dan shock setelah mendapat kabar kalau kapal yang ditumpangi oleh suami saya itu tenggelam," Kata Saidah kepada Bonepos.com.
Koordinator Danpos Basarnas Selayar, Basri yang dikonfirmasi terkait hal itu, membenarkan dimana menurut dia, hingga kini pihaknya masih terus melakukan pencarian terhadap korban. Sebelumnya kata dia, pihaknya berhasil menyelamatkan 6 penumpang kapal naas tersebut.
"Hingga saat ini tim kami bersama dengan tim dari makassar terus melakukan pencarian karena masih ada penumpang kapal itu yang masih belum ditemukan," Kata Basri saat dihubungi Bonepos.com, Selasa malam 22 November 2016.
Untuk diketahui, Kapal dengan enam ABK dan empat penjaga itu berangkat dari Pelahuhan Marapokot, Nusa Tenggara Barat, dengan tujuan Pelabuhan Jeneponto- Sulawesi, Sulawesi Selatan.
Namun saat dalam pelayarannya, kapal tersebut mengalami kebocoran diduga akibat terkenan tendangan kuda yang menjadi muatan kapal tersebut. Dilaporkan bahwa dalam kapal tersebut terdapat beberapa hewan ternak dan semuanya ikut tenggelam bersama dengan kapal tersebut.
PEWARTA : SUPARMAN WARIUM
EDITOR : RISWAN
COPYRIGHT © BONEPOS 2016
Saidah, istri korban menuturkan, bahwa Suaminya itu hendak pulang ke Bone untuk menghadiri acara talilan adiknya yang baru saja meninggal dunia di kampung halamannya di Pompanua, namun naas kapal yang ditumpanginya itu mengalami kebocoran dan akhirnya tenggelam.
"Saat suami saya mau ke bone untuk hadiri acara kakak perempuannya yang baru saja meninggal, saya lagi di kupang sehingga saya sangat merasa kehilangan dan shock setelah mendapat kabar kalau kapal yang ditumpangi oleh suami saya itu tenggelam," Kata Saidah kepada Bonepos.com.
Koordinator Danpos Basarnas Selayar, Basri yang dikonfirmasi terkait hal itu, membenarkan dimana menurut dia, hingga kini pihaknya masih terus melakukan pencarian terhadap korban. Sebelumnya kata dia, pihaknya berhasil menyelamatkan 6 penumpang kapal naas tersebut.
"Hingga saat ini tim kami bersama dengan tim dari makassar terus melakukan pencarian karena masih ada penumpang kapal itu yang masih belum ditemukan," Kata Basri saat dihubungi Bonepos.com, Selasa malam 22 November 2016.
Untuk diketahui, Kapal dengan enam ABK dan empat penjaga itu berangkat dari Pelahuhan Marapokot, Nusa Tenggara Barat, dengan tujuan Pelabuhan Jeneponto- Sulawesi, Sulawesi Selatan.
Namun saat dalam pelayarannya, kapal tersebut mengalami kebocoran diduga akibat terkenan tendangan kuda yang menjadi muatan kapal tersebut. Dilaporkan bahwa dalam kapal tersebut terdapat beberapa hewan ternak dan semuanya ikut tenggelam bersama dengan kapal tersebut.
PEWARTA : SUPARMAN WARIUM
EDITOR : RISWAN
COPYRIGHT © BONEPOS 2016