 |
| Conan mengkritik Valentine |
Budaya populer ini secara khusus menjadikan hari ini sebagai "hari kasih sayang", yang berwujud pemberian hadiah atau makanan untuk orang yang disukai.
Dunia Islam melarang keras. Memasukkannya dalam 'tasyabuh bil kufar', atau meniru tradisi orang kafir.
Karena lahirnya Valentine terkait dengan sejarah Kekristenan. Hingga kemudian berkembang menjadi ajang maksiat dalam bungkus kasih sayang.
Agama Islam sangat membatasi pergaulan lawan jenis yang bukan mahramnya, tanpa terikat pernikahan resmi.
Sementara di dalam bisnis, para pengusaha kerap mempromosikan momen ini untuk ajang penjualan produk-produk tertentu dalam bingkai "hadiah".
Berikut beberapa produk yang laku saat momen Valentine, dikutip dari berbagai sumber:
Kartu ucapan
Meski terdengan kuno, namun kartu ucapan Valentine masih dijumpai penjualannya. Kartu dianggap bernilai lebih dari pengirimnya, seperti kenangan dan kesungguhan, daripada sekedar ucapan atau pesan gadget.
Coklat, Cake, atau Permen
Di negara Jepang (bahkan Indonesia), hadiah menjadi paling populer. Bahkan di tayangan anime negara itu kerap menampilkan Valentine dengan pemberian hadiah coklat dari perempuan untuk laki-laki
Makan malam
Ini biasanya dilakukan oleh yang berkantung tebal dan dewasa, mengajak orang "yang dicintai" makan malam khusus di tempat berkelas pada 14 Februari.
Kamar hotel
Sudah menjadi rahasia umum jika hari Valentine menjadi ajang maksiat di tanah air. Tahun 2015 lalu, razia khusus di Surabaya terkait hari Valentine menggasak ratusan pasangan mesum.
Akal-akalan pebisnis
Ada sebuah chapter dalam Manga (komik) Jepang detektif Conan yang mengkritik perayaan Valentine di negerinya.
Budaya serapan Barat itu dinilai sebagai strategi bisnis para pembuat kue untuk meraup untung dan bersifat kekanak-kanakan.
Sekulerisasi dan kapitalisasi budaya itu tak lagi melihat asal-usulnya yang terkait Kekristenan, tentang kisah tragis tokoh yang disebut Saint Velentine (meski ada beberapa versi).
