Liga Arab: Palestina harus berdiri

Perubahan perbatasan Israel-Palestina (Arab News)

Liga Arab dan Mesir menegaskan pada Kamis (16/2) pentingnya solusi dua negara dalam konflik Palestina-Israel. Pernyataan ini keluar sebagai respon pada Presiden AS, Donald Trump.

Pada Rabu (15/2), Trump mengatakan akan mendukung solusi perdamaian Israel-Palestina, baik yang berasal dari kedua pihak maupun cuma satu pihak.

"Mesir berkomitmen mendukung solusi dua-negara", ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri pada kantor berita MENA, yang bermaksud Palestina harus ada.

Sekertaris Liga Arab Jenderal Ahmed Aboul Gheit juga setuju tentang itu.

Ia mengingatkan, perpindahan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem akan membuat Timur Tengah tidak stabil.

"Konflik ini membutuhkan penyelesaian yang komprehensif dan hanya didasarkan pada solusi dua negara serta pembentukan negara Palestina merdeka dengan ibukota di Yerusalem", ujar Aboul Gheit setelah bertemu Sekjen PBB, Antonio Guterres.

Utusan PBB dalam proses perdamaian Timur Tengah mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB, bahwa solusi dua negara tetap "menjadi satu-satunya cara" memenuhi aspirasi rakyat Palestina dan Israel.

"Solusi dua negara adalah satu-satunya cara mencapai aspirasi nasional yang sah dari kedua bangsa", ujar Nickolay Mladenov kepada DK PBB.

Mladenov mendesak para pemimpin Israel dan Palestina "berhati-hati saat memikirkan masa depan".

Menurutnya, ekstrimisme dan pendudukan akan muncul jika persatuan (satu negara) dibangun di atas konflik yang berkepanjangan.

Inggris, Prancis dan Swedia juga menegaskan dukungan pada solusi dua-negara.

"Sangat berbahaya (jika kita) menjauh dari solusi dua negara, terutama saat kita belum memiliki alternatif layak", ujar Perwakilan Swedia Olof Skoog.

"Kami tidak melihat ada alternatif lain saat ini", lanjut Skoog. Swedia adalah salah satu negara yang telah mengakui negara Palestina.

Duta Besar Inggris Matthew Rycroft mengatakan, pemerintahnya tetap yakin bahwa solusi terbaik bagi perdamaian di Timur Tengah adalah solusi dua-negara.

Sementara itu, Duta Besar Prancis Francois Delattre mengatakan: "jika harapan berdirinya negara Palestina menghilang, ini akan membuat ekstremisme dan terorisme jadi lebih besar"

Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Marc Ayrault menilai, posisi AS dalam proses perdamaian Timur Tengah masih membingungkan dan mengkhawatirkan. (Arabnews)