Syi'ah vs Syi'ah di Baghdad, 6 tewas

Para pengunjuk rasa lari dari gas air mata yang ditembakkan oleh pasukan keamanan saat mereka mendekati Zona Hijau
Jumlah korban pada aksi protes di Baghdad meningkat pada Minggu (12/2).

Enam orang tewas, lima orang merupakan demonstran pengikut tokoh Sy Moqtada al-Sadr dan satu polisi.

Empat dari lima pengunjuk rasa yang tewas terkena peluru, sedangkan satu korban meninggal karena penyebab yang tidak diketahui, menurut laporan Kementerian Dalam Negeri.

Sekitar 174 pengunjuk rasa lainnya mengalami luka-luka dalam bentrokan antara polisi dan pengikut Sadr.

Insiden terjadi saat aksi protes hari Sabtu (11/2). Mereka menuntut perbaikan komisi pengawas pemilu menjelang jajak pendapat provinsi September mendatang.

Bentrokan pecah karena pengunjuk rasa mencoba menyeberangi jembatan antara Tahrir Square menuju Zona Hijau yang dijaga ketat, yaitu lokasi gedung-gedung pemerintah, kedutaan besar dan organisasi internasional.

Para penukung Sadr ingin lebih dekat ke Zona Hijau agar suara mereka didengar oleh otoritas berwenang, dan tidak berniat menyerbu, menurut Sadr.

Sadr mengatakan dalam pernyataan: "Darah mereka tidak tumpah sia-sia"

Namun ia berjanji akan melakukan cara damai.

Beberapa roket Katyusha menghantam Zona Hijau, Sabtu malam, tapi tidak ada korban, menurut juru bicara militer. Ia menilai roket ditembakan dari Baladiyat, distrik para pengikut Sadr.

Brigade Perdamaian, sayap militer Sadr, membantah berita tersebut.

Menurut Sadr, komisi pemilihan saat ini menguntungkan rival Syi'ah-nya, mantan perdana menteri Nuri al-Maliki. Sadr menuduh politikus itu korup dan dekat dengan Iran.

Ia juga menyalahkan Maliki atas kegagalan tentara Irak melawan ISIS di 2014 silam, saat Maliki menjadi perdana menteri dan panglima angkatan bersenjata.

Sadr secara terbuka memusuhi kebijakan Amerika di Timur Tengah, serta memiliki hubungan kurang baik dengan kelompok-kelompok politik sekutu Iran.

Konflik internal Syiah ini pecah ketika Perdana Menteri Haider al-Abadi sedang fokus menyerang ISIS di Mosul.

Partai asal Maliki, Dawa, menuduh Sadr (tanpa menyebut nama) mencoba "mengalihkan perhatian rakyat Irak dan mencegah upaya menyingkirkan ISIS". (Reuters)