Ketika mengisi seminar nasional di Universitas Djuanda kemarin, ada seorang peserta yang bertanya begini: "Bang Syaiha bisa menulis novel dan menerbitkannya, juga bisa menulis setiap hari di blog, motivasinya apa ya? Soalnya, saya pun sebenarnya ingin bisa menulis. Tapi selalu mandeg di tengah jalan karena kehilangan motivasi dan nggak tahu harus dibawa kemana setelahnya."
Teman-teman yang baik, motivasi adalah sesuatu yang seharusnya ada pada siapapun. Nggak peduli apa profesinya, suku dan agamanya, motivasi adalah sesuatu yang semestinya ada di dalam dada setiap manusia. Ia dipercaya sebagai bahan bakar pada diri seseorang sehingga kemudian, orang itu bisa bergerak ke arah yang baik atau bahkan ke arah yang buruk.
Orang yang di dadanya nggak punya motivasi, bagi saya adalah bangkai yang berjalan. Seonggok daging tanpa nyawa yang siap membusuk kapan saja.
Motivasi adalah penggerak kepada hal yang baik. Ada juga sih motivasi yang menggerakkan orang kepada hal yang buruk. Tapi motivasi jenis ini, kita sering menyebutnya dengan istilah motif. Mungkin kependekan dari kata motivasi juga.
Setiap ada yang mencuri atau melakukan kejahatan, kita sering bertanya-tanya, "Motifnya apa ya, kok bisa-bisanya dia melakukan demikian?"
Sedangkan untuk kebaikan, kita tidak memakai kata motif, "Bang Syaiha bisa menulis setiap hari, motivasinya apa?"
Motivasi penggerak kita melakukan sesuatu bisa berasal dari dua jalan, internal dan eksternal.
...dan mengapa saya bisa menghasilkan buku serta menulis di blog setiap hari, adalah karena motivasi yang datang dari keduanya.
Motivasi Internal Mengapa Saya Bisa Menghasilkan Buku dan Menulis Setiap Hari
Pertama, sebagai bentuk aktualisasi diri. Saya memegang prinsip, lebih tepatnya meralat prinsip dari orang ternama bernama Rene des Cartes yang ini "Aku berpikir maka aku ada," menjadi, "Aku menulis, maka aku ada."
Maka selama saya masih ada, saya akan mengusahakan untuk terus menulis. Entah itu hanya sebuah status di media sosial, menulis postingan di blog, atau menghasilkan sebuah buku yang saya harap bisa menginspirasi dan membuat orang berubah menjadi lebih baik.
Saya selalu mempercayai bahwa dalam kehidupan saya, ada banyak keajaiban dan kebaikan yang bisa dibagi ke banyak orang, makanya kemudian saya menuliskannya.
...dan saya juga percaya, siapapun orangnya, terutama yang sedang membaca tulisan ringan ini, pasti juga memiliki banyak kejadian berkesan dalam hidup, banyak karunia dan pengalaman spiritual yang semestinya bisa dibagikan kepada orang-orang.
Maka menulislah!
Kedua, berbagi kebaikan dan inspirasi. Nah, ini kelanjutan dari motivasi pertama di atas. Karena di kehidupan kita sebenarnya banyak hikmah dan pelajaran yang bisa diambil, maka bagikan kepada orang-orang. Bagaimana caranya? Tulis! Karena sebuah tulisan bisa bertahan jauh lebih lama, juga bisa dibaca oleh banyak orang.
Jika satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, maka sebuah tulisan yang baik dan viral, bisa menembus ribuan kepala sekaligus.
Ketiga, beribadah dan mencari ridha Allah. Nah, ini adalah motivasi paling mulia dan tertinggi. Motivasi yang kekal dan jauh melebihi apapun.
Keempat, karena saya selalu percaya, bahwa setiap hal baik, jika dilakukan terus-menerus dan tidak berhenti, maka kebaikan juga yang akan didapatkan.
Motivasi Eksternal Mengapa Saya Bisa Menghasilkan Buku dan Menulis Setiap Hari
Pertama, mendapatkan uang dan penghasilan yang halal.
Kedua, personal branding.
Ketiga, popularitas.
Keempat, karena ada pembaca yang setiap hari menunggu tulisan-tulisan saya.
Bagaimana Menjaga Motivasi Menulis Agar Tetap Ada di Dalam Dada?
Pertama, gabung ke komunitas kepenulisan
Kedua, buat tulisan sebagai pengingat bahwa kita harus menulis setiap hari dan tempel di tempat-tempat yang mudah terlihat.
Ketiga, rajin membaca buku dan tulisan orang lain di blog.