Ilustrasi Penyanderaan. |
“Informasi itu tidak benar, memang ada guru-guru yang yang ke sana akan tetapi tidak ada penyanderaan,” kata Gwijangge saat dihubungi, Senin (22/10/2018).
Menurut dia, yang terjadi ialah saat para guru tersebut tiba di Bandara Mapenduma, kelompok bersenjata melakukan sweeping terhadap barang bawaan mereka tetapi tidak melakukan penyanderaan.
“Dari laporan kepala dinas pendidikan Nduga ke saya, dia mengarahkan para guru ini jika merasa tidak nyaman agar kembali ke Wamena,” katanya.
Kepala dinas kesehatan Nduga, Ina Gwijangge pun mengaku belum mengetahui informasi adanya penyanderaan petugas kesehatan. Namun dari informasi yang diterimanya, tidak ada penyanderaan.
“Saya juga masih menunggu informasi dari kepala Puskesmas Mapenduma untuk hal ini,” katanya.
Kapolres Jayawijaya, AKBP Yan Pieter Reba mengklaim sejumlah pegawai kesehatan dan guru sejak 12 Oktober 2018 sudah ada di Wamena dan sedang dalam perawatan usai mengalami trauma.
“Ketika rasa trauma mereka cukup stabil, kami akan menindak para kelompok bersenjata yang melakukan intimidasi bahkan melakukan tindakan asusila atau pelecehan terhadap salah satu guru,” kata Reba.
Ia mengatakan dari 14-15 orang petugas medis dan guru yang bertugas di sana, sudah ada sembilan orang yang berada di Wamena.
“Kami masih mengobati rasa trauma mereka, Polri dan TNI pun menjamin keselamatan mereka dengan memberikan perlindungan kepada mereka,” katanya. (*)
Copyright ©Tabloid JUBI "sumber"
Hubungi kami di E-Mail: tabloid.wani@gmail.com