Bu Ratna, Sosok Guru yang Bersahaja dan Disuka Siswa

Hari ini, sekolah saya kehilangan satu guru yang berdedikasi tinggi. Sebut saja namanya Bu Ratna     ini nama sebenarnya. Ia adalah guru yang baik, selalu datang lebih awal, sepengetahuan saya tidak pernah telat, dan dicintai hampir oleh semua murid yang ada di sekolah. 

Saya tidak main-main, karena ketika semester kemarin, konon, Bu Ratna menjadi guru yang difavoritkan siswa. Ia disukai oleh banyak orang. 

Bu Ratna adalah sosok guru sekaligus orang tua bagi siswa-siswa kami. Ia tidak pernah bosan mengingatkan siswa yang kukunya panjang dengan cara yang baik, mengingatkan siswa yang pakaiannya lusuh, serta memberikan nasihat dengan penuh kasih sayang kepada siapapun juga. 

Bu Ratna tidak pernah membeda-bedakan siswa. Di matanya, semua sama. Mereka adalah anak-anak yang harus disayangi, dididik dengan kelembutan, dan kasih sayang. 

Sebenarnya, bisa dibilang saya tidak begitu mengenal Bu Ratna. Mengapa demikian? Karena saya belum lama mengajar di sekolah ini. Secara formal, saya baru mengenalnya sekitar dua bulanan. Tapi, dalam waktu yang singkat itu, saya toh sudah bisa menyaksikan ketulusan dari sorot mata dan senyumannya. 

Ia begitu mulia. 

Ia juga baik dan selalu berusaha membantu setiap orang, entah itu guru, apalagi siswa. 

Beberapa kali saya menghampirinya, meminta kesediaannya membantu saya     terutama dalam penyusunan administrasi guru, dan selalu dijawab iya. Jikapun tidak langsung dibantu, Bu Ratna selalu berkata, "Siap, nanti saya usahakan." 

Tidak ada penolakan. Bu Ratna benar-benar ringan tangan membantu orang-orang. 

Yang menarik adalah, ketika tadi siang kami mengadakan ramah tamah dengan beliau untuk yang terakhir kalinya, ia berpesan: "Tolong jaga anak-anak      begitu cintanya ia kepada semua siswa, hingga ketika perpisahan dengan kami pun, ia berpesan demikian. Beberapa hari yang lalu saya mendapati baju anak-anak lusuh, kotor, dan tidak rapi." 

Saya menelan ludah, bergumam, "Ah, andai saja guru saya dulu seperti beliau. Pasti indah sekali." 

"Jika memungkinkan, anak-anak seharusnya diberi keterampilan mencuci pakaian, menyetrika, dan sebagainya. Anak-anak membutuhkan itu semua demi kerapihan dan kebersihan diri mereka sendiri." 

See, ibu-ibu sekali, bukan?

Nasihat itu adalah hal yang biasa dilakukan oleh orang tua kepada anaknya. Dan Bu Ratna sudah menjadi demikian, mampu menempatkan diri sebagai ibu buat siswa-siswa kami. 

Bu Ratna, sekali lagi, sangat menyayangi siswa-siswa. 

Jika nabi Muhammad sebelum pergi berdoa, "Ummatii.. Ummatii.. Ummatii.." maka tadi, Bu Ratna, sebelum kepergiannya dari sekolah kami, berpesan, "Jaga anak-anak.. Jaga anak-anak.. Jaga anak-anak.."

Indah sekali. Itu kalimat bukti kasih sayangnya. 

Semoga saya bisa seperti beliau kelak. Menjadi guru yang baik dan disukai oleh semua siswa. 

Mungkin, ketika membaca postingan ini, akan ada yang bertanya, "Guru sebaik Bu Ratna kok memilih keluar dari sekolah? Ada masalah apa?" 

Sungguh, saya tidak tahu. 

Hanya saja, dari yang saya dengar, Bu Ratna ingin fokus di rumah membersamai anak-anaknya yang masih kecil. Dan itu adalah pilihan paling baik. 

Apa kata istri saya beberapa waktu lalu? 

"Ini beneran, Mas.." istri saya antusias berkata demikian, "kebahagiaan seorang ibu itu adalah ketika dia bisa melihat setiap tumbuh kembang anak-anaknya. Ketika ia tidak melewatkan satu pun momen berharga dengan buah hatinya." 

Dan Bu Ratna pasti menginginkan hal itu. Ingin bersama anak-anaknya dari pagi hingga petang. Memandikan dan mengganti bajunya, bermain dan membacakan buku untuknya, hingga hal-hal kecil yang berpotensi menimbulkan gelak tawa. 

Membayangkannya saja menyenangkan. 

Setelah ini, Bu Ratna memang tidak akan mendapatkan gaji lagi setiap bulan. Tapi bagi ibu-ibu sebaik beliau, yang rela meninggalkan pekerjaan demi anak dan keluarga, maka akan disediakan balasan terbaik berupa senyuman dan cinta kasih dari orang-orang tercintanya. 

...dan itu tentu saja jauh lebih baik dari apapun. 

Akhirnya, saya selalu mendoakan semoga Bu Ratna dan keluarga selalu dalam kebaikan dan keberkahan. Semoga rejeki Bu Ratna menjadi semakin berlipat-lipat jumlahnya. 

Tetaplah menebar kebaikan dimana saja berada.