cuplikan dokumenter Reuters via CNN Indonesia |
24% di antaranya adalah anak-anak. Ini menjadi angka tertinggi dalam perang selama 15 tahun.
Pertempuran kerap terjadi di dekat area permukiman, menurut PBB. Selain itu, banyak amunisi yang belum meledak di tanah sehingga dapat membahayakan warga.
Sekitar 90% korban terluka akibat sisa bahan peledak adalah anak-anak yang sedang bermain mengumpulkan besi tua ataupun berternak.
"Saya sangat prihatin terhadap peningkatan korban anak-anak. Pembantaian dan tindakan menyakiti warga Afganistan sangat mengerikan, dan sebagian dapat dicegah", ujar Tadamichi Yamamoto, Perwakilan khusus PBB untuk Afganistan.
Pasukan internasional telah mundur secara signifikan dari medan perang sejak 2014.
Koalisi dikatakan bertanggung jawab terhadap 2% korban sipil dan berada di balik beberapa insiden paling mengerikan, seperti serangan udara di desa Kunduz yang menewaskan 32 sipil, 20 diantaranya anak-anak.
Berbagai pihak bersenjata yang terlibat konflik ini adalah pemerintah Kabul, koalisi AS, Taliban, hingga simpatisan ISIS yang melakukan bom bunuh diri. (CNN Indonesia/Reuters)