Anak-anak Rohingya mencari barang-barang yang masih dapat dipakai dibalik abu rumah yang terbakar (3/3/2016. Reuters) |
Myanmar sedang meneliti kasus kematian dua tahanan Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine, menurut laporan polisi.
Laporan yang ditinjau oleh kantor berita Reuters itu berjudul "Menutup dua kematian oleh Polisi Penjaga Perbatasan (BGP)".
Laporan disusun oleh unit BGP di Rakhine utara dan berfokus pada dua orang yang ditangkap 18 Oktober lalu. Mereka diduga membantu pemberontak.
Dalam dokumen tercatat keduanya meninggal, tanpa menentukan penyebab kematian.
Alih-alih melaporkan kematian, dokumen justru menyebut petugas BGP di Desa Nga Khu Ya, kota Maungdaw, mencatat mereka (tahanan meninggal) dipindahkan bersama delapan orang lain ke pusat penahanan lain.
Menurut Thura San Lwin, kepala BGP di kota Maungdaw, dokumen temuan investigasi telah diserahkan ke kantor polisi ibukota, Naypyitaw.
"Kami mengambil tindakan hukum bagi mereka yang berbohong dalam laporan. Kami tidak akan mengampuni mereka. Kami juga mengambil tindakan kepada mereka yang tidak mengikuti prosedur", katanya.
Lwin mengatakan, dua insiden lain dari petugas BGP pada operasi keamanan juga sedang diselidiki oleh kementerian dalam negeri.
Namun berbeda dengan keterangam polisi lokal, juru bicara Kementerian Dalam Negeri, Kolonel Polisi Myo Thu Soe, justru membantah adanya laporan penyelidikan tersebut.
Ia menolak adanya laporan BGP menyembunyikan kematian 2 tahanan Rohingya lewat laporan bohong. (Reuters)