Basuki alias Ahok saat masih menjadi wakil gubernur |
Menurut hasil hitung cepat dari berbagai lembaga survei, Ahok unggul dengan raihan 42-43% di atas pasangan Anies-Sandiaga yang meraup suara di kisaran 39-40%.
Sedangkan pasangan Agus-Sylvi hanya meraih 16-17% suara saja, alias tersingkir dari ajang pilkada.
Dengan demikian, pertarungan berlanjut antara Ahok-Djarot vs Anies-Sandi di pencoblosan putaran 2, pada 19 April mendatang.
Seperti dikutip dari situs KPU, inilah agenda putaran kedua:
Agenda putaran 2 |
Pertama, suara pemilih Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni. Poros politik yang dimentori SBY ini meraih 17% suara.
Tetapi sangat sulit bagi SBY menggeserkan dukungannya kepada Ahok yang secara otomatis menguntungkan PDIP.
Rivalitas SBY dan Megawati telah ada sejak pilpres 2004. Sudah jadi rahasia umum, jika ada "sesuatu" diantara presiden ke-5 dan 6 itu, sehingga tak mungkin ada koalisi tingkat nasional yang digalang keduanya.
Terlebih baru-baru ini, muncul ketegangan antara SBY dan Antasari. Pihak Cikeas menuding adanya "restu kekuasaan" yang membuat mantan ketua KPK nyaring bernyanyi.
Secara rasional, SBY tak mungkin mengalihkan dukungan kepada Ahok.
Posisi paling realistis adalah antara "netral" (menyerahkan ke pemilih) atau tegas mendukung lawan PDIP yang mengusung Anies-Sandi. Kecuali ada deal di luar prediksi antara Megawati dengan SBY, semua bisa berubah.
Kedua, jika suara yang diperoleh Agus mayoritasnya berasal dari pecahan kalangan Islamis, maka sudah tak ada sedikitpun kesempatan bagi Ahok merebut itu, meskipun kubunya didukung SBY.
Dengan kedua poin ini, posisi kubu Ahok sebenarnya sangat terjepit. Namun bukan berarti Ahok dan sekutunya dipastikan kalah, karena masih ada peluang mendulang suara dari golput.
Belum ada laporan pasti soal angka golput dalam putaran pertama pencoblosan hari Rabu. KPU memperkirakan golput kali ini hanya 20%.
Pun demikian, kalangan Islamis anti Ahok pasti akan gencar menyasar suara golput agar memilih Anies-Sandi di putaran 2 nanti.
Strategi lain yang masuk akal bagi kubu Ahok adalah mengupayakan para pemilih Agus-Silvy menjadi golput, namun kampanye seperti ini sangat tidak etis dan tidak ksatria. Bahkan bisa merusak citra Ahok sendiri.
Beginilah perkiraan rasionalnya. Sedangkan di lapangan, hasil tergantung oleh berbagai faktor, termasuk adanya faktor X atau kecurangan.