Warga dekat Damaskus kembali terusir

Salah satu bus pengangkut warga yang terpaksa mengungsi ke Idlib (Orient News)

Warga kota Serghaya, utara Damaskus, pada Senin (20/2) telah mempersiapkan diri untuk mengungsi ke provinsi Idlib.

Mereka melakukannya secara terpaksa, menyusul kebijakan rezim Basyar Assad terhadap warga di pinggiran ibukota yang tidak cocok dengan rezim.

"Bus mulai memasuki kota Serghaya, secara paksa menggusur 350 orang menuju Idlib. Sekitar 130 diantaranya adalah pejuang oposisi", menurut Mohamed Abdulrahman dari media pro oposisi.

Sebuah kesepakatan antara tim negosiasi di Serghaya dengan rezim di bawah perantaraan Rusia.

Dalam pernyataan kesepakatan, tentara pembelot dan warga yang menolak wajib militer diberi waktu enam bulan agar bersedia bergabung dengan rezim Assad dan sekutunya.

Imbalan yang ditawarkan adalah penghentian pengepungan kota, juga mengembalikan aset pertanian mereka yang saat ini dikuasai milisi Syi'ah Lebanon, Hezbollah.

Jika ditolak, mereka diminta agar menerima "evakuasi".

Serghaya merupakan daerah strategis bagi kelompok teroris Hezbollah karena berbatasan dengan basis mereka di sisi timur Lebanon.

Rezim Assad berusaha membersihkan daerah sekitar ibukota dari para pejuang yang menentangnya.

Mereka menerapkan skema pengosongan dan "evakuasi" warga asli ke Idlib, sehingga bisa mengambil-alih kota-kota di sekitar Damaskus.

Dilai pada 26 Agustus 2016, kota Daraya dikosongkan dari penduduknya setelah digempur habis-habisan.

Kemudian kota Muadamiyat Syam pada 19 Oktober, 2016. 13 Oktober 2016 Qudsayya dan al-Hameh juga dikosongkan dari penduduk.

Baru-baru ini, rezim juga menginginkan pengosongan Ghouta Timur yang jadi basis kelompok pejuang Sunni.

Sebuah persiapan militer besar dilaporkan akan menggempur Ghouta. (Orient-news)