Marwan Barghouti (AlJazeera) |
Barghouti (57) menolak perawatan medis, menurut Amani Sarahneh dari LSM.
Aksi mogok makan dimulai pada 17 April. Para tahanan mencoba bertahan hanya dengan mengkonsumsi air dan garam.
Mereka menuntut perbaikan perawatan medis dan akses telepon bagi para tahanan.
Juru bicara Dinas Penjara Israel membantah jika penurunan kondisi kesehatan Barghouti telah diketahui pihak luar.
Menurut Komite Urusan Tahanan Palestina, pejabat Penjara Israel (IPS) secara paksa memindahkan tahanan yang ikut aksi mogok makan ke berbagai penjara Israel lainnya, menyita pakaian dan barang-barang pribadi mereka, serta menempatkan tokoh-tokoh terkemuka di kurungan isolasi.
Barghouti dipindahkan ke sel isolasi penjara Jalame. Sebelumnya, ia dihukum lima kali penjara seumur hidup atas perannya dalam Intifada 2.
Pihak berwenang mendesak Barghouti menerima perawatan medis dan meminta tahanan lain agar meyakinkannya.
Sekitar 6.500 warga Palestina saat ini ditahan oleh Israel akibat sejumlah pelanggaran dan tuduhan kejahatan.
500 diantaranya ditahan dalam sistem penahanan administratif Israel, yang memungkinkan pemenjaraan tanpa pengadilan.
Bagi masyarakat Palestina, penjara-penjara tersebut adalah simbol nyata pendudukan Israel.
Sekitar 850.000 warga Palestina pernah/masih dipenjara sejak awal pendudukan Israel 50 tahun lalu, menurut beberapa pemimpin Palestina.
Mereka mengecam penolakan Israel bernegosiasi dengan tahanan. Palestina bahkan menyebut akan ada "intifadah baru" jika ada tahanan yang meninggal akibat aksi.
Demonstrasi dukungan terjadi di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Mantan menteri PalestinaWasfi Kabha, yang dibebaskan pada hari keempat aksi mogok makan, lewat di Facebook mengatakan bahwa Barghouti melakukan aksi "dengan tujuan membuat kondisi penjara lebih manusiawi, adil, dan lebih bermartabat". (Al-Jazeera)