Menlu AS: Iran sumber masalah

Menlu AS Rex Tillerson (Reuters)
Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson pada Rabu (19/4) menuduh Iran 'membuat provokasi' untuk mengacaukan negara-negara Timur Tengah.

Simpulan ini didapat dari kajian ulang pemerintahan Trump mengenai kebijakannya terkait Teheran.

Tillerson mengatakan, peninjauan itu tidak hanya dilihat dari kepatuhan Teheran terhadap kesepakatan nuklir 2015, tapi juga perilakunya di kawasan tempat AS terlibat, seperti Suriah, Irak, Yaman dan Lebanon.

Kata-kata ini juga dikeluarkan oleh Menteri Pertahanan Jim Mattis dalam kunjungannya ke Arab Saudi, Rabu.

Menurutnya, pengaruh destabilisasi Iran harus diatasi untuk mengakhiri konflik Yaman.

Tillerson memperingatkan, Teheran berpotensi menjadi ancaman seperti Korea Utara.

Dalam surat kepada Ketua DPR AS Paul Ryan, Tillerson menyebut Iran memenuhi komitmennya atas kesepakatan nuklir 2015, namun ada kekhawatiran tentang peran negara Syi'ah itu sebagai sponsor terorisme negara.

"Kebijakan Iran yang komprehensif mengharuskan kita mengatasi semua ancaman yang ditimbulkan, dan jelas jumlahnya banyak," ujar Tillerson.

Ia mengatakan, kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan enam negara dunia gagal "mencapai tujuan non-nuklir dan hanya menunda tujuan mereka untuk menjadi negara nuklir."

Menurut Tillerson, salah satu kesalahan kesepakatan tersebut adalah mengabaikan ancaman serius lainnya yang dilakukan Iran di luar program nuklir.

"Itulah sebabnya kita harus melihat Iran secara komprehensif dan ancaman yang ditimbulkannya di kawasan maupun dunia," tambahnya.

"Ujian" bagi sikap Trump terhadap kesepakatan nuklir akan datang bulan Mei, ketika ia harus memutuskan memperpanjang sanksi Iran yang dulu ditandatangani oleh Presiden Barack Obama. (Reuters)

Related Posts :